Senin, 16 Maret 2015

Manusia dan Pandangan Hidup


Brand Minded
Bagi wanita penampilan merupakan salah satu faktor penting untuk mencerminkan diri seseorang. Penampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu tidaklah sama, penampilan fisik setiap orang selalu berbeda-beda baik itu busana serta ornamen lainnya yang dipakai, meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
Keberadaan produk bermerek kemudian menjadi trend tersendiri dalam dunia pergaulan wanita, bahkan terdapat anggapan bahwa orang dapat dikatakan gaul apabila mereka sudah memakai produk-produk dengan berbagai merek terkenal. Penampilan bermerek turut memberi pengaruh terhadap apa yang akan kita sampaikan dan menggambarkan kepribadian kita. Meskipun sebenarnya untuk bisa menilai kepribadian seseorang kita harus mengenalnya lebih jauh dan lebih dalam lagi.
 Masyarakat khususnya wanita lebih senang belanja barang bermerek  meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih baik daripada barang dengan merek yang tidak begitu terkenal. Orang bukan hanya membeli produk dengan merek tertentu namun merek merupakan suatu ekspresi diri pribadi seseorang. Kecenderungan demikian terbangun karena terkait citra diri, bahwa dengan mengenakan barang bermerek maka statusnya akan terangkat. Simbol, asosiasi, citra mengikis nilai guna dari suatu benda. Manusia pada akhirnya konsumtif oleh sebuah produk yang dikemas sedemikian rupa sehingga membentuk mindset bahwa : “saya tidak akan keren atau ketinggalan jaman kalau tidak pakai produk itu, atau supaya tetap hidup, saya harus pakai produk itu”.

            Gaya hidup (English: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian,kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa diijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.
Gaya hidup sering dihubungkan dengan kelas sosial ekonomi dan menunjukkan citra seseorang. Gaya hidup yang ditunjukkan dalam variasi keputusan citra rasanya. Dalam hal merek, merek bukanlah sekedar nama. Di dalamnya terkandung sifat, makna, arti, dan isi dari produk bersangkutan. Bahkan dalam perkembangan lebih lanjut merek akan menandai simbol dan status dari produk tersebut. Informan I berpendapat produk eksklusif atau produk impor sangat berpengaruh terhadap prestige atau harga diri seseorang dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Informan II mengungkapkan merek eksklusif pasti mempunyai jaminan kualitas bagus, nyaman kalau dipakai dan bagus kalau dipandang. Berbeda dengan informan III menyukai merek-merek terkenal karena barang-barang tersebut selalu limited edition jadi tidak pasaran itulah yang dicari dan disukai dari merek-merek eksklusif.
Kaitannya dengan gaya hidup brand minded adalah pada saat orang lain menganggap kita sebagai orang yang berkelas, modis, cantik, glamour, mengikuti fashion dan anggun, maka itulah identitas kita. Informan I mengungkapkan menjadi orang yang sangat menghargai dirinya sendiri, menunjukkan dia bisa termasuk dalam kehidupan sosialita lingkungan kerjanya. Berbeda halnya dengan informan II ingin memperlihatkan bahwa dia seorang yang fashionable dan ingin menjadi trend setter. Menurut informan III penampilannya mencerminkan kepribadiannya citra sebagai wanita karier. Membeli ataupun mengenakan barang bermerek dilakukan karena alasan-alasan lain seperti mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya. Bagi kebanyakan wanita menganut gaya hidup seperti ini merupakan cara yang paling tepat untuk dapat ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok sosial yang diidamkan.
Wanita menyadari penampilan fisik yang menarik sangat membantu statusnya dalam bidang bisnis maupun dalam perkawinan. Karena itu tidak mengherankan jika bagi beberapa wanita, fashion menjadi sangat penting bagi penampilan mereka. Gaya hidup brand minded yang sering diberi ciri mahal, mewah, dan glamour sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dimana wanita memusatkan kehidupannya pada konsumsi barang-barang.
Gaya hidup brand minded memiliki berbagai implikasi sosial, antara lain berbagai masalah muncul sebagai akibat dari berkembangnya fashion. Ketika wanita mencoba untuk mengikuti fashion yang sedang berkembang sekarang ini, identitas wanita tersebut juga akan terpengaruh dengan gaya busana yang sedang trend, karena wanita cenderung mengikuti apa yang menjadi trend di dunia fashion. Dilihat dari segi keuangan, seringkali wanita membuang uangnya hanya untuk mengikuti trend dengan membeli produk-produk bermerek yang sangat mahal. Tidak sedikit dari mereka yang setiap bulannya berbelanja pakaian, tas, sepatu, dan perhiasan terbaru yang akan membuat tetap tampil cantik dan gaul.
Dampak negatif lain yang mungkin terjadi adalah tekanan tersendiri bagi wanita. Gaya hidup brand minded memberikan dampak yang sangat besar bagi pekembangan wanita. Jika wanita tidak mengenakan produk atau pakaian terbaru yang bermerek mahal dan terkenal, maka mereka akan dianggap sebagai wanita  yang tidak “up to date” alias ketinggalan jaman. Selain itu, mereka mungkin saja akan dijauhi bahkan ditinggalkan. Hal tersebut akan mengakibatkan wanita menjadi rendah diri dan bahkan depresi.

            Gaya hidup brand minded dapat dikatakan merupakan unsur utama dalam produksi gaya hidup masa kini, sebab meskipun konsumen wanita menjauhkan diri dari jangkauan pasar dan perilaku melawan arus, dinamika proses pasar yang selalu mengejar yang “baru” karena trend fashion selalu berganti dan berkembang sesuai dengan jaman, sehingga gaya hidup brand minded dapat merajut dan mengolah ulang tradisi dan gaya hidup mutakhir.
            identitas diri adalah hal yang penting bagi setiap orang, demikian pula bagi wanita. Dalam proses pencarian identitas diri ini tingginya intensitas komunikasi dengan peer group bisa mempengaruhi wanita pada pembentukan sikap dan identitas dirinya. Penanda diri inilah yang sering diwujudkan dalam gaya hidup tertentu, sehingga penting bagi wanita untuk tidak selalu mengikuti pola-pola tindakan (gaya hidup) tertentu yang ditawarkan oleh peer groupnya meskipun gaya hidup tersebut adalah gaya hidup yang sedang populer di lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup

Laman terkait
(http://the-marketeers.com/archives/mengapa-orang-membeli-produkluxury.html
diakses pada 22 Februari 2012 pukul 22.36 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar