Brand Minded
Bagi wanita penampilan merupakan salah satu faktor penting
untuk mencerminkan diri seseorang. Penampilan yang dimiliki oleh masing-masing
individu tidaklah sama, penampilan fisik setiap orang selalu berbeda-beda baik
itu busana serta ornamen lainnya yang dipakai, meliputi pakaian dan dandanan
(perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
Keberadaan produk bermerek kemudian menjadi trend
tersendiri dalam dunia pergaulan wanita, bahkan terdapat anggapan bahwa orang
dapat dikatakan gaul apabila mereka sudah memakai produk-produk dengan berbagai
merek terkenal. Penampilan bermerek turut memberi pengaruh terhadap apa yang
akan kita sampaikan dan menggambarkan kepribadian kita. Meskipun sebenarnya
untuk bisa menilai kepribadian seseorang kita harus mengenalnya lebih jauh dan
lebih dalam lagi.
Masyarakat khususnya wanita lebih senang belanja barang bermerek meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih
baik daripada barang dengan merek yang tidak begitu terkenal. Orang bukan hanya
membeli produk dengan merek tertentu namun merek merupakan suatu ekspresi diri
pribadi seseorang. Kecenderungan demikian terbangun karena terkait citra diri,
bahwa dengan mengenakan barang bermerek maka statusnya akan terangkat. Simbol,
asosiasi, citra mengikis nilai guna dari suatu benda. Manusia pada akhirnya konsumtif oleh sebuah produk yang dikemas sedemikian rupa sehingga
membentuk mindset bahwa : “saya tidak akan keren atau ketinggalan jaman kalau
tidak pakai produk itu, atau supaya tetap hidup, saya harus pakai produk itu”.
Gaya hidup (English:
lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah
tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya
hidup bisa dilihat dari cara berpakaian,kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup
bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa
diijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.
Gaya hidup sering dihubungkan dengan kelas sosial ekonomi
dan menunjukkan citra seseorang. Gaya hidup yang ditunjukkan dalam variasi
keputusan citra rasanya. Dalam hal merek, merek bukanlah sekedar nama. Di
dalamnya terkandung sifat, makna, arti, dan isi dari produk bersangkutan.
Bahkan dalam perkembangan lebih lanjut merek akan menandai simbol dan status dari
produk tersebut. Informan I berpendapat
produk eksklusif atau produk impor sangat berpengaruh terhadap prestige atau
harga diri seseorang dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Informan II
mengungkapkan merek eksklusif pasti mempunyai jaminan kualitas bagus, nyaman
kalau dipakai dan bagus kalau dipandang. Berbeda dengan informan III menyukai
merek-merek terkenal karena barang-barang tersebut selalu limited edition jadi
tidak pasaran itulah yang dicari dan disukai dari merek-merek eksklusif.
Kaitannya dengan gaya hidup brand minded adalah pada saat
orang lain menganggap kita sebagai orang yang berkelas, modis, cantik, glamour,
mengikuti fashion dan anggun, maka itulah identitas kita. Informan I mengungkapkan menjadi orang yang sangat menghargai dirinya
sendiri, menunjukkan dia bisa termasuk dalam kehidupan sosialita lingkungan
kerjanya. Berbeda halnya dengan informan II ingin memperlihatkan bahwa dia seorang
yang fashionable dan ingin menjadi trend setter. Menurut
informan III penampilannya mencerminkan kepribadiannya citra sebagai wanita
karier. Membeli ataupun mengenakan barang bermerek dilakukan karena
alasan-alasan lain seperti mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk
baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya. Bagi kebanyakan wanita
menganut gaya hidup seperti ini merupakan cara yang paling tepat untuk dapat
ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok sosial yang diidamkan.
Wanita menyadari penampilan fisik yang menarik sangat
membantu statusnya dalam bidang bisnis maupun dalam perkawinan. Karena itu
tidak mengherankan jika bagi beberapa wanita, fashion menjadi sangat penting
bagi penampilan mereka. Gaya hidup brand minded yang sering diberi ciri mahal,
mewah, dan glamour sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dimana wanita
memusatkan kehidupannya pada konsumsi barang-barang.
Gaya hidup brand minded memiliki berbagai implikasi sosial,
antara lain berbagai masalah muncul sebagai akibat dari berkembangnya fashion.
Ketika wanita mencoba untuk mengikuti fashion yang sedang berkembang sekarang
ini, identitas wanita tersebut juga akan terpengaruh dengan gaya busana yang
sedang trend, karena wanita cenderung mengikuti apa yang menjadi trend di dunia fashion. Dilihat dari segi keuangan, seringkali
wanita membuang uangnya hanya untuk mengikuti trend dengan membeli
produk-produk bermerek yang sangat mahal. Tidak sedikit dari mereka yang setiap
bulannya berbelanja pakaian, tas, sepatu, dan perhiasan terbaru yang akan
membuat tetap tampil cantik dan gaul.
Dampak negatif lain yang mungkin terjadi adalah tekanan
tersendiri bagi wanita. Gaya hidup brand minded memberikan dampak yang sangat
besar bagi pekembangan wanita. Jika wanita tidak mengenakan produk atau pakaian
terbaru yang bermerek mahal dan terkenal, maka mereka akan dianggap sebagai
wanita yang tidak “up to date” alias
ketinggalan jaman. Selain itu, mereka mungkin saja akan dijauhi bahkan
ditinggalkan. Hal tersebut akan mengakibatkan wanita menjadi rendah diri dan bahkan depresi.
Gaya hidup brand minded
dapat dikatakan merupakan unsur utama dalam produksi gaya hidup masa kini,
sebab meskipun konsumen wanita menjauhkan diri dari jangkauan pasar dan
perilaku melawan arus, dinamika proses pasar yang selalu mengejar yang “baru”
karena trend fashion selalu berganti dan berkembang sesuai dengan jaman,
sehingga gaya hidup brand minded dapat merajut dan mengolah ulang tradisi dan
gaya hidup mutakhir.
identitas diri adalah hal
yang penting bagi setiap orang, demikian pula bagi wanita. Dalam proses
pencarian identitas diri ini tingginya intensitas komunikasi dengan peer group
bisa mempengaruhi wanita pada pembentukan sikap dan identitas dirinya. Penanda
diri inilah yang sering diwujudkan dalam gaya hidup tertentu, sehingga penting
bagi wanita untuk tidak selalu mengikuti pola-pola tindakan (gaya hidup)
tertentu yang ditawarkan oleh peer groupnya meskipun gaya hidup tersebut adalah
gaya hidup yang sedang populer di lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup
Laman terkait
(http://the-marketeers.com/archives/mengapa-orang-membeli-produkluxury.html
diakses pada 22 Februari 2012
pukul 22.36 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar